Senin, 14 Juli 2014

Karakter! Karakter!

Catatan Workshop Cerpen Kompas
Bab 2: Menyapa Pangeran Kunang-kunang, Agus Noor


(Masih dalam suasana gagal move on dari Workshop Cerpen Kompas)

Tidak sulit mengenali sosok Agus Noor di antara kerumunan orang. Rambutnya gondrong diikat seadanya dengan karet yang juga seadanya, berkacamata, tubuhnya yang jangkung semakin terlihat menjulang dengan sepasang sepatu boot di kakinya. Namun, ada satu hal yang paling tidak pasaran dari seorang Agus Noor: senyumnya yang sangat lebar dan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, memburu seperti peluru.


Kelihatan 'kan yang mana Agus Noor?

Yeaap! Kata-katanya memang memburu seperti peluru. Meluncur cepat menuju sasaran. Saya dan teman-teman lain yang terpilih mengikuti Workshop Cerpen Kompas sangat beruntung bisa mencuri ilmu dari sang Pangeran Kunang-kunang di sesi kedua selama dua jam (lebih, karena setelah sesi selesai, kami masih mengerubungi Agus untuk bertanya ini itu ini itu. Hehe!)

Tak heran kalau sosoknya begitu mudah dikenali oleh orang di sekitarnya, bahkan Agus Noor sendiri sangat mengenali karakter dirinya. Karakternya kuat dan ia tahu apa yang ia sukai. Karakter merupakan bumbu penting dalam menulis cerita. Karakter, memberikan ruh atau jiwa pada deretan huruf dan kalimat. Karakter, membuat tulisan seseorang memiliki ciri khas. Karakter, membuat tulisan lebih bernilai.
 'Ilmu' pengenalan karakter diri sendiri inilah yang ia bagikan siang itu. Kira-kira, beginilah yang bisa saya rangkum:

--Karakter: Kamu siapa?
Agus Noor sempat menjalani kehidupan di pesantren. Maka jadilah Agus Noor seseorang akrab dengan ajaran dan budaya yang mengandung nilai-nilai agama Islam. Latar belakang kehidupan ini menjadi landasan dari cerita-cerita yang ditulis Agus Noor, misalnya bisa dengan memunculkan karakter tokoh agama seperti Uztad atau mengaitkan suatu kisah dengan kisah-kisah para Nabi. Ssstt... tapi, namanya juga Agus Noor, selalu ada kontroversi, kekinian, misteri, dan nilai-nilai sosial dalam ceritanya.

Nah, kamu? Kamu siapa? Bagaimana sikap hidup kamu?
Menurut Agus Noor, coba tanyakan pertanyaan ini ke diri kamu sendiri. Di mana kamu lahir atau tumbuh besar, dengan siapa kamu tumbuh besar, pengalaman hidup seperti apa yang kamu alami... Hal-hal sederhana yang membentuk kepribadian hingga saat ini, itulah karakter kamu. Kuncinya, belajar peka terhadap kehidupan. Tsssaaah banget kan...

 
--Disiplin! Disiplin!
Sama seperti yang dikatakan Seno Gumira Ajidarma di sesi sebelumnya, "Kalau mau jadi Penulis, ya harus nulis!" Agus menganalogikan penulis seperti pemain bola. Untuk menjadi pemain bola sejago Ronaldo, ya harus latihan sepak bola minimal 7-8 jam sehari, sama seperti jam orang kerja kantoran. Bukan untuk balapan menulis banyak-banyakan, tapi untuk mendisiplinkan diri dan membiasakan otak untuk terus berkarya. Mau bagus, mau jelek, pokoknya tulis saja dulu. Nanti tinggal dilatih teknik dan gaya penulisannya.

Kalau tubuh dan otak sudah terbiasa untuk berkarya, lama-kelamaan menulis itu akan selancar bernapas saja. (eh, benar lho... pernyataan ini saya kutip dari Agus Noor. Hehe!)

Teman-teman cerpenis (termasuk saya!) belingsatan mau foto bareng Agus Noor. Such a great day!

Ps: Jadi kamu sudah menulis belum hari ini?


Peace out!


Tidak ada komentar: